Just another free Blogger theme

Saturday, July 9, 2022

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Itulah pendapat seorang filusuf Yunani.

Sementara Ibnu Khaldum berpendapat bahwa hidup bermasyarakat adalah kewajiban setiap insan.

Sebagai makhluk sosial, maka manusia saling membutuhkan dalam setiap perjalanan hidupnya. Hidup

seseorang tak dapat dipisahkan oleh keberadaan manusia lain.

Oleh karena itu di dalam kehidupan ini tentunya penuh dinamika. Kesenjangan sosial sudah pasti terjadi. Kaya- miskin, hidup menderita,  anak yatim, dan sebagainya adalah fenomena- fenomena yang pasti ada di tengah- tengah kita. Inilah sunnatullah. Dan fenomena seperti inilah yang membutuhkan kesadaran dan senantiasa mengetuk hati dan jiwa kita sebagai makhluk sosial. Jangan sampai hal- hal seperti ini membuat kita menutup mata. Sebab akan menyalahi fitrah kita dan menggiring kita ke tempat yang serendah- rendahnya.

Al qur’an sudah memberi tahu ummatnya tentang hal ini. Dalam surah al Maa’un Allah menegaskan bahwa orang- orang yang menghardik anak yatim dan tidak mau memberi makan orang miskin adalah masuk dalam golongan orang yang mendustakan agama atau mendustakan hari pembalasan. Ibnu Katsir menjelaskan, orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan itu adalah orang yang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan tidak memberinya makan serta tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang baik. Kalaupun tidak memberi makan paling tidak dia menganjurkan untuk menyantuni anak yatim dan menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.

Berdasarkan hal di atas, maka kaum muslim harus berjiwa sosial dan senantiasa menyantuni anak- anak yatim dan memberi makan mereka yang membutuhkan. ===+++===

 


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Post a Comment