Just another free Blogger theme

Tuesday, July 26, 2022

 

                                                                                                       Jenderal Soedirman

Siapa yang tidak kenal Jenderal Soedirman? Dia adalah sosok Jenderal yang berwibawa. Panglima Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Dia dan tokoh- tokoh nasional pada masanya mendambakan negara Indonesia merdeka secara bulat. Lepas dari penjajahan.

Saat Belanda menyerang kota Yogyakarta dalam agresi militernya, Ibukota Indonesia saat itu, dan kemudian mendudukinya, menawan Presiden dan Wakil Presiden, serta beberapa pemimpin bangsa, Jenderal Soedirman memilih jalan untuk bergerilya. Sebelumnya beliau mengeluarkan ‘Perintah Kilat’ untuk segenap pejuang. Beliau memimpin perang gerilya selama 7 (tujuh) bulan dalam keadaan sakit. Beliau bersama pasukannya keluar masuk hutan, berpindah dari daerah satu ke daerah lain, menghindari pengejaran dan penangkapan musuh. Kerap kali beliau hampir saja tertangkap. Beliau memimpin perang gerilya dari atas akibat sakit yang dideritanya. Setelah Belanda meninggalkan kota Yogyakarta, Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta disambut oleh Presiden dan pemimpin- pemimpin lainnya.

Terlahir dari keluarga terhormat pasangan Karsid Kartawijaya dengan Siyem pada tanggal 24 Januari 1916, Soedirman tumbuh menjadi anak yang taat. di rumah dia rajin, di sekolah dia berprestasi.  Soedirman masuk sekolah Taman Siswa. Sekolah yang dipimpin Ki Hajar Dewantara ini menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi. Kemudian masuk HIS Muhammadiyah Solo. Disinilah Soedirman aktif di gerakan kepanduan Muhammadiyah, Hisbul Wathan. Beliau berlatih disiplin, kepemimpinan, dan sosial. Soedirman menjadi kader Muhammadiyah yang taat, disiplin, dan berjiwa patriotisme.

Sosok Soedirman adalah taat dalam beribadah dan kegiatan- kegiatan sosial. Beliau tidak pernah meninggalkan salat sejak dia sudah wajib salat, rajin berpuasa, dan tidak pernah meninggalkan wudhu. Bahkan setelah mengerjakan salat dia tetap menjaga wudhunya. Apabila batal wudhunya, beliau segera berwudhu kembali. Maka dalam perjuangan di medan gerilya, wudhu dan ibadah inilah yang menjadi jimat Jenderal Soedirman.

Pada tanggal 20 Oktober sampai 15 Desember 1945, Soedirman menjadi salah satu tokoh yang terlibat dalam peristiwa Palagan Ambarawa. Dan pada tanggal 18 Desember 1945 Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar Tentara Indonesia oleh Presiden Soekarno. Pada tanggal 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman wafat dalam usia 34 tahun.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 comments:

Post a Comment