Jenderal Soedirman
Siapa yang tidak
kenal Jenderal Soedirman? Dia adalah sosok Jenderal yang berwibawa. Panglima
Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Dia dan tokoh- tokoh nasional pada
masanya mendambakan negara Indonesia merdeka secara bulat. Lepas dari
penjajahan.
Saat Belanda
menyerang kota Yogyakarta dalam agresi militernya, Ibukota Indonesia saat itu,
dan kemudian mendudukinya, menawan Presiden dan Wakil Presiden, serta beberapa
pemimpin bangsa, Jenderal Soedirman memilih jalan untuk bergerilya. Sebelumnya
beliau mengeluarkan ‘Perintah Kilat’ untuk segenap pejuang. Beliau memimpin
perang gerilya selama 7 (tujuh) bulan dalam keadaan sakit. Beliau bersama
pasukannya keluar masuk hutan, berpindah dari daerah satu ke daerah lain,
menghindari pengejaran dan penangkapan musuh. Kerap kali beliau hampir saja
tertangkap. Beliau memimpin perang gerilya dari atas akibat sakit yang
dideritanya. Setelah Belanda meninggalkan kota Yogyakarta, Jenderal Soedirman
kembali ke Yogyakarta disambut oleh Presiden dan pemimpin- pemimpin lainnya.
Terlahir dari
keluarga terhormat pasangan Karsid Kartawijaya dengan Siyem pada tanggal 24
Januari 1916, Soedirman tumbuh menjadi anak yang taat. di rumah dia rajin, di
sekolah dia berprestasi. Soedirman masuk
sekolah Taman Siswa. Sekolah yang dipimpin Ki Hajar Dewantara ini menanamkan
semangat nasionalisme yang tinggi. Kemudian masuk HIS Muhammadiyah Solo.
Disinilah Soedirman aktif di gerakan kepanduan Muhammadiyah, Hisbul Wathan.
Beliau berlatih disiplin, kepemimpinan, dan sosial. Soedirman menjadi kader
Muhammadiyah yang taat, disiplin, dan berjiwa patriotisme.
Sosok Soedirman
adalah taat dalam beribadah dan kegiatan- kegiatan sosial. Beliau tidak pernah
meninggalkan salat sejak dia sudah wajib salat, rajin berpuasa, dan tidak
pernah meninggalkan wudhu. Bahkan setelah mengerjakan salat dia tetap menjaga
wudhunya. Apabila batal wudhunya, beliau segera berwudhu kembali. Maka dalam
perjuangan di medan gerilya, wudhu dan ibadah inilah yang menjadi jimat
Jenderal Soedirman.
Pada tanggal 20
Oktober sampai 15 Desember 1945, Soedirman menjadi salah satu tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Palagan Ambarawa. Dan pada tanggal 18 Desember 1945
Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar Tentara Indonesia oleh Presiden Soekarno.
Pada tanggal 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman wafat dalam usia 34 tahun.
0 comments:
Post a Comment