Membiasakan Prilaku Tawakal
Kata tawakal berasal dari kata at- tawakkul (التو كل) yang dibentuk dari kata wakala,
artinya menyerahkan, mempercayakan, atau mewakilkan urusan kepada orang
lain. Secara istilah tawakal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan
usahakan yang dilakukan, kepada Allah SWT serta berserah sepenuhnya kepada- Nya
untuk mendapatkan manfaat dan menolak yang mudharat.
Tawakal merupakan pekerjaan hati dan puncak tertinggi
keimanan. Sikap tawakal ini akan datang dengan sendirinya jika iman seseorang
sudah matang. Hamka, seorang intelektual muslim dan ulama besar Indonesia,
mengatakan, “Belum berarti pengakuan iman kalau belum sampai dipuncak tawakal.
Karena itu apabila seorang mukmin telah bertawakal, berserah diri kepada Allah
SWT, terlimpahlah kepada dirinya sifat ‘aziz (terhormat, termulia) yang ada
pada- nya. Ia tidak takut lagi menghadang maut. Selain itu, terlimpahlah
kepadanya pengetahuan Allah SWT. Dengan demikian ia memperoleh berbagai ilham
dari Allah untuk mencapai kemenangan.”
Ciri- ciri orang yang tawakal
1.
Tidak gelisah dan berkeluh kesah
Orang yang bertawakal tidak pernah merasa
gelisah dan berkeluh kesah. Ia akan selalu berada dalam ketenangan,
ketentraman, dan kegembiraan. Jika orang itu memperoleh nikmat dan karunia dari
Allah SWT, ia akan bersyukur dan jika tidak atau mendapat musibah ia akan
bersabar.
2. Menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT
Orang yang memiliki safat tawakal akan
senantiasa menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT. Penyerahan itu
dilakukan dengan sungguh- sungguh dan semata- mata karena Allah SWT
3. Tetap berikhtiar atau berusaha
Orang yang bertawakal senastiasa berusaha atau
berikhtiar, sementara keputusan terakhirnya dia serahkan kepada Allah SWT.
Imam al Gazali mengatakan, “Pendapat yang
mengatakan bahwa tawakal adalah meninggalkan usaha badaniah dan tadbir
(memutuskan) dengan hati merupakan pendapat orang yang tak paham agama. Hal
tersebut haram dalam syariat. Syariat memuji orang- orang yang bertawakal yang
disertai usaha.”
Pembagian tawakal
Imam al Gazali membagi perbuatan atau prilaku orang-
orang yang bertawakal menjadi empat bagian, yaitu:
1. Berusaha memperoleh sesuatu yang memberi manfaat kepada- Nya
2. Berusaha memelihara sesuatu yang dimilikinya dari hal- hal yang bermanfaat
3. Berusaha menolak dan menghindarkan diri dengan hal- hal yang akan
menimbulkan mudarat
4. Berusaha menghilangkan mudarat yang menimpa dirinya
Kita diperintahkan oleh Allah untuk bersikap tawakal.
Sebagaimana tersebut dalam firman- Nya surah An Nisa’ ayat 81, yang artinya “...maka
berpalinglah kamu dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah
menjadi pelindung.”