Just another free Blogger theme

Wednesday, August 31, 2022

                                                          Membiasakan Prilaku Tawakal


Kata tawakal berasal dari kata at- tawakkul (التو كل) yang dibentuk dari kata wakala, artinya menyerahkan, mempercayakan, atau mewakilkan urusan kepada orang lain. Secara istilah tawakal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usahakan yang dilakukan, kepada Allah SWT serta berserah sepenuhnya kepada- Nya untuk mendapatkan manfaat dan menolak yang mudharat.

Tawakal merupakan pekerjaan hati dan puncak tertinggi keimanan. Sikap tawakal ini akan datang dengan sendirinya jika iman seseorang sudah matang. Hamka, seorang intelektual muslim dan ulama besar Indonesia, mengatakan, “Belum berarti pengakuan iman kalau belum sampai dipuncak tawakal. Karena itu apabila seorang mukmin telah bertawakal, berserah diri kepada Allah SWT, terlimpahlah kepada dirinya sifat ‘aziz (terhormat, termulia) yang ada pada- nya. Ia tidak takut lagi menghadang maut. Selain itu, terlimpahlah kepadanya pengetahuan Allah SWT. Dengan demikian ia memperoleh berbagai ilham dari Allah untuk mencapai kemenangan.”

Ciri- ciri orang yang tawakal

1.      Tidak gelisah dan berkeluh kesah

Orang yang bertawakal tidak pernah merasa gelisah dan berkeluh kesah. Ia akan selalu berada dalam ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan. Jika orang itu memperoleh nikmat dan karunia dari Allah SWT, ia akan bersyukur dan jika tidak atau mendapat musibah ia akan bersabar.

2.      Menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT

Orang yang memiliki safat tawakal akan senantiasa menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT. Penyerahan itu dilakukan dengan sungguh- sungguh dan semata- mata karena Allah SWT

3.      Tetap berikhtiar atau berusaha

Orang yang bertawakal senastiasa berusaha atau berikhtiar, sementara keputusan terakhirnya dia serahkan kepada Allah SWT.

Imam al Gazali mengatakan, “Pendapat yang mengatakan bahwa tawakal adalah meninggalkan usaha badaniah dan tadbir (memutuskan) dengan hati merupakan pendapat orang yang tak paham agama. Hal tersebut haram dalam syariat. Syariat memuji orang- orang yang bertawakal yang disertai usaha.”

Pembagian tawakal

Imam al Gazali membagi perbuatan atau prilaku orang- orang yang bertawakal menjadi empat bagian, yaitu:

1.      Berusaha memperoleh sesuatu yang memberi manfaat kepada- Nya

2.      Berusaha memelihara sesuatu yang dimilikinya dari hal- hal yang bermanfaat

3.      Berusaha menolak dan menghindarkan diri dengan hal- hal yang akan menimbulkan mudarat

4.      Berusaha menghilangkan mudarat yang menimpa dirinya

Kita diperintahkan oleh Allah untuk bersikap tawakal. Sebagaimana tersebut dalam firman- Nya surah An Nisa’ ayat 81, yang artinya “...maka berpalinglah kamu dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi pelindung.”

Saturday, August 6, 2022

 

 

Namimah adalah sebuah prilaku atau akhlak tercela yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Namimah artinya mengadu domba, yaitu kegiatan mengadu domba antara dua kelompok atau orang supaya bermusuhan. Biasanya pelaku namimah terlebih dahulu membuat fitnah atau ucapan- ucapan yang membuat orang yang akan diadu itu saling benci dan marah. Bisa juga fitnah itu disebarkan kepada dua kelompok yang memang sudah berselisih. Sehingga suasana menjadi panas.

Adapun contoh daripada prilaku namimah adalah politik devide et impera, yaitu pecah belah dan adu domba. Ini adalah sebuah politik yang dilakuan Belanda atas bangsa Indonesia sebelum negara ini terbentuk. Kerajaan yang satu diadu dengan kerajaan lainnya agar saling bermusuhan. Dengan cara ini, maka penjajah Belanda mampu menguasai pulau- pulau yang sangat luas, yang sekarang bernama Indonesia. Jadi melihat hal diatas, maka si pengadu domba atau si pelaku namimah melancarkan aksinya didorong oleh kepentingan atau ada pihak- pihak tertentu yang mengambil keuntungan.

Bahaya yang ditimbulkan oleh prilaku namimah sangat besar. Seperti berikut ini:

1.      1..Tersebarnya fitnah

Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, telah terjadi keributan dikalangan Muslim. Hal ini desebabkan oleh tersebranya fitanah yang dilakukan oleh Abdullah bin Saba’, seorang tokoh Yahudi yang masuk Islam. Dengan berita bohong yang ia sebarkan, sebagian kelompok umat Islam menjadi tidak puas dengan pemerintahan Utsman yang dinilai nepotisme. Akibatnya, Khalifah Utsman terbunuh. Bahkan menjadi penyebab permusuhan antarumat Islam.

2.   2.   Timbulnya kekacauan dalam masyarakat

3.    3.  Timbulnya permusuhan

Itulah beberapa contoh bahaya yang ditimbulkan oleh prilaku namimah. Agar kita terhindar dari bahaya namimah, maka ada banyak cara yang dapat kita lakukan. Sebagaim



ana yang difirmankan Allah dalam surah al Hujuraat ayat 6. Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita agar tidak mudah percaya pada berita yang dibawah oleh orang- orang fasik. Namun jika ada berita yang tesebar, maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan tabayyun, atau konfirmasi akan kebenaran berita tersebut, baik asal berita, maupun si pembawah berita. Dengan cara itu kita akan mengetahui benar atau tidaknya berita itu. Kita juga akan mengetahui dari mana sebenarnya sumber berita itu.