Namimah adalah sebuah prilaku atau akhlak tercela yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Namimah artinya mengadu domba, yaitu kegiatan mengadu domba antara dua kelompok atau orang supaya bermusuhan. Biasanya pelaku namimah terlebih dahulu membuat fitnah atau ucapan- ucapan yang membuat orang yang akan diadu itu saling benci dan marah. Bisa juga fitnah itu disebarkan kepada dua kelompok yang memang sudah berselisih. Sehingga suasana menjadi panas.
Adapun contoh daripada prilaku namimah adalah politik devide et impera,
yaitu pecah belah dan adu domba. Ini adalah sebuah politik yang dilakuan
Belanda atas bangsa Indonesia sebelum negara ini terbentuk. Kerajaan yang satu
diadu dengan kerajaan lainnya agar saling bermusuhan. Dengan cara ini, maka
penjajah Belanda mampu menguasai pulau- pulau yang sangat luas, yang sekarang
bernama Indonesia. Jadi melihat hal diatas, maka si pengadu domba atau si
pelaku namimah melancarkan aksinya didorong oleh kepentingan atau ada pihak-
pihak tertentu yang mengambil keuntungan.
Bahaya yang ditimbulkan oleh prilaku namimah sangat besar. Seperti berikut
ini:
1. 1..Tersebarnya fitnah
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, telah
terjadi keributan dikalangan Muslim. Hal ini desebabkan oleh tersebranya
fitanah yang dilakukan oleh Abdullah bin Saba’, seorang tokoh Yahudi yang masuk
Islam. Dengan berita bohong yang ia sebarkan, sebagian kelompok umat Islam
menjadi tidak puas dengan pemerintahan Utsman yang dinilai nepotisme. Akibatnya,
Khalifah Utsman terbunuh. Bahkan menjadi penyebab permusuhan antarumat Islam.
2. 2. Timbulnya kekacauan dalam masyarakat
3. 3. Timbulnya permusuhan
Itulah beberapa contoh bahaya yang ditimbulkan oleh prilaku namimah. Agar kita terhindar dari bahaya namimah, maka ada banyak cara yang dapat kita lakukan. Sebagaim
ana yang difirmankan Allah dalam surah al Hujuraat ayat 6. Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita agar tidak mudah percaya pada berita yang dibawah oleh orang- orang fasik. Namun jika ada berita yang tesebar, maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan tabayyun, atau konfirmasi akan kebenaran berita tersebut, baik asal berita, maupun si pembawah berita. Dengan cara itu kita akan mengetahui benar atau tidaknya berita itu. Kita juga akan mengetahui dari mana sebenarnya sumber berita itu.
0 comments:
Post a Comment